Mengenai Saya

Foto saya
Pringsewu, Lampung, Indonesia
Hi.. saya Utari Anggraeni saya mahasiswa alih jenjang jurusan keperawatan gigi poltekkes kemenkes semarang

https://utarianggraeni92.blogspot.com/

Rabu, 09 Desember 2020

WACANA KESEHATAN GIGI UNTUK MENDUKUNG KESEHATAN GIGI MENGENAI KARANG GIGI

Definisi Karang Gigi Karang gigi adalah suatu endapan keras yang terletak pada permukaan gigi berwarna mulai dari kuning-kekuningan, kecoklat-coklatan, sampai dengan kehitam-hitaman dan mempunyai permukaan kasar(Rani, 2010). . Berdasarkan lokasinya, karang gigi dibagi menjadi 2 macam yaitu karang gigi supragingival dan karang gigi subgingival. Karang gigi supragingival terletak di atas gusi atau di permukaan gigi yang tampak di rongga mulut, biasanya warnanya lebih terang, putih kekuningan/konsistensinya seperti kapur. Sedangkan karang gigi subgingival terletak di bawah gusi/saku gusi atau di permukaan akar gigi, biasanya warnanya lebih gelap , padat dan keras. Gejala Karang Gigi Karang gigi dapat dikenali dengan adanya lapisan seperti kotoran berwarna kekuningan, kehitaman, atau kecokelatan pada garis gusi, dan sulit dihilangkan meski telah dibersihkan atau disikat berulang kali. Karena karang gigi merupakan dampak dari plak gigi yang tidak ditangani, maka penderita karang gigi akan merasakan gejala lain berupa mulut kering dan bau mulut. Secara umum, terbentuknya karang pada gigi tidak menimbulkan gejala yang mengganggu fungsi gigi itu sendiri atau kesehatan tubuh secara menyeluruh. Namun, jika karang gigi tidak ditangani, kondisi ini dapat memicu munculnya gingivitis. Gingivitis adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada gusi. Ketika karang gigi telah menyebabkan gingivitis, maka gejala yang muncul dapat berupa: Gusi bengkak. Gusi berwarna gelap. Gusi terasa nyeri saat disentuh. Gusi mudah berdarah. Penyebab Karang Gigi Karang gigi disebabkan karena adanya plak pada gigi yang tidak mendapatkan penanganan. Plak gigi itu sendiri merupakan sebuah lapisan licin dan tipis pada gigi yang terbentuk akibat adanya sisa-sisa makanan yang tertinggal di gigi. Ketika plak pada gigi tidak ditangani untuk kurun waktu tertentu, plak tersebut akan mengeras, membentuk karang yang sulit untuk dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Makanan atau minuman yang dapat memicu plak penyebab karang gigi adalah makanan yang mengandung gula, seperti permen, kue, atau minuman bersoda. Seseorang memiliki risiko tinggi mengalami karang gigi apabila: Merokok. Jarang membersihkan gigi. Tidak membersihkan mulut dengan obat kumur antibakteri. Tengah menggunakan obat-obatan yang memengaruhi kesehatan gigi, seperti antihistamin atau dekongestan. Penanggulangan Karang Gigi Ketika plak pada gigi sudah mengeras dan menjadi karang, kondisi tersebut tidak dapat diatasi hanya dengan menggosok gigi. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dokter akan menganjurkan scaling gigi. Scaling gigi adalah tindakan medis non bedah (tanpa sayatan) untuk mengikis karang-karang pada gigi. Proses pembersihan karang gigi dilakukan menggunakan alat scaler. Pencegahan Karang Gigi Karang gigi merupakan kondisi yang dapat dicegah. Dengan melakukan perawatan gigi di rumah, setiap orang dapat terhindar dari karang gigi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah: Membersihkan gigi dengan menggunakan sikat gigi, tehnik dan frekuensi yang tepat. Menggunakan benang gigi (dental floss) untuk pembersihan mekanis tambahan untuk gigi-gigi yang berjejal yang tidak dapat dijangkau dengan sikat gigi Menggunakan obat kumur sebagai antiseptik rongga mulut (jika diperlukan) Mengkonsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C (misalnya kiwi, strawberry, jeruk dll) untuk menjaga kesehatan gusi. Mengkonsumsi makanan berserat (misalnya sayuran hijau) untuk pembersihan gigi secara alami. Gunakan pembersih mulut antibakteri. Hindari kebiasaan buruk sepeti merokok, dan mengurangi konsumsi air kopi atau teh. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi ke dokter gigi secara rutin (3 atau 6 bulan sekali. Komplikasi Karang Gigi Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat adanya karang gigi adalah: Gigi berlubang Gingivitis Periodontitis Gigi tanggal
Sumber : Jurnal “Perilaku Pasien terhadap Upaya Pembersihan Karang Gigi Di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas II Denpasar Timur Kota Denpasar” (Ni Wayan A, Harbandinah P, Laksmono W) https://www.alodokter.com/karang-gigi https://www.alodokter.com/mengenal-penyebab-karang-gigi-dan-cara-pencegahannya

Karies Gigi

 



       

Karies gigi merupakan sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi, penyakit ini menyebabkan gigi berlubang, menyebabkan nyeri, gangguan tidur, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya dan bahkan kematian. Penyebab penyakit tersebut karena konsumsi makanan yang manis dan lengket, malas atau salah dalam menyikat gigi, kurangnya perhatian kesehatan gigi dan mulut atau bahkan tidak pernah sama sekali memeriksa kesehatan gigi (Listiono, 2012 dalam Sari, 2013).

Selasa, 08 Desember 2020

VIDEO DISLOKASI RAHANG

 





Senin, 12 Oktober 2020

Peran Makanan Terhadap Karies Gigi

Peran makanan dalam menyebabkan karies tergantung dari komponen kriogenik makanan tersebut. Kariogenik makanan ditentukan oleh beberapa hal diantaranya :

1.             Bentuk dan konsistensi makanan

       Bentuk dan konsistensi makanan merupakan faktor potensial penurunan pH. Bentuk makanan menentukan lamanya makanan berada di dalam mulut sehingga berdampak pada seberapa lamanya penurunan pH atau aktifitas pembentukan asam. Makanan yang cair lebih mudah dibersihkan didalam mulut dibandingkan dengan makanan padat dan bersifat lengket. Konsumsi permen dan lolipop menyebabkan paparan gula dalam mulut lebih lama (Ramayanti;Idral, 2013).

       Konsistensi juga mempengaruhi lamanya perlekatan makanan dalam mulut. Makanan yang dikunyah seperti permen karet dan marshmellow walaupun mengandung kadar gula yang tinggi tetapi dapat menstimulasi saliva dan berpotensi Rendah untuk terjadinya perlekatan makanan lebih lama dibandingkan makanan dengan konsistensi padat atau lengket. Makanan yang tinggi serat yang mengandung sedikit karbohidrat terfermentasi seperti pop corn dan sayuran mentah bersifat kariostatik (tidak menyebabkan karies) (Ramayanti;Idral, 2013).

 

sumber gambar:http://gizi.unida.gontor.ac.id/2020/07/18/pengaruh-gizi-pada-gigi/



2.             Urutan dan frekuensi

       Mengonsumsi makanan selingan Urutan dan kombinasi makanan juga mempengaruhipotensikariesdarisuatumakanan.Pisang,merupakanmakanankariogenik karena mengandung karbohidrat terfermentasi dan kemampuan yang tinggi untuk menempel pada gigi dan menyebabkan karies. Namun, apabila pisang dikonsumsi dengan sereal dan susu akan berpotensi rendah dalam menyebabkan karies karena susu berbentuk makanan cair yang dapat mengurangi kemampuan perlekatan dari buah-buhan. Biskuit crackers dikonsumsi bersamaan dengan keju mempunyai daya kariogenik yang rendah jika dibandingkan dengan mengkonsumsi Tanpa keju. Kemampuan penetralan asam oleh keju dan susu menyebabkan makanan tersebut dianjurkan untuk dikonsumsi bersamaan dengan makanan karbohidrat yang terfermentasi untuk mengurangi potensi kariogenik pada makanan (Ramayanti;Idral, 2013).

Rabu, 07 Oktober 2020

Kebersihan Gigi dan Mulut

 

Mulut dikatakan bersih apabila gigi yang yang terdapat didalamnya terbebas dari plak dan kalkulus. Plak selalu terbentuk pada gigi dan meluas kesuluruhan permukaan,bila lupa menggosok gigi. Hal ini disebabkan karena rongga mulut bersifat basah, lembab dan gelap denga kata lain lingkungan  yang menyebabkan kuman berkembangbiak. Plak bila dibiarkan akan bersifat basa akan mengalami  pengapuran, sehingga menjadi kera dan disebut karang gigi (Nio,1987).

Kebersihan gigi dan mulut adalah keadaan gigi geligi yang berada di dalam rongga mulut keadaan  bersih dari plak dan kotoran lain yang berada diatas permukan gigi seperti debris, karang gigi dan sisa makanan. (Setyaningsih,2007).

Kebersihan mulut merupakan gigi yang bebas plak. Kesadaran menjaga kesehatan mulut sangat perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya masalah pada gigi dan mulut yang paling tepat lebih baik mencegah daripada mengobati (Hidayat,2016).

Senin, 05 Oktober 2020

PEMERIKSAAN OHI-S

 

CARA MENGUKUR KEBERSIHAN MULUT (OHI-S)

 CARA MENGUKUR KEBERSIHAN MULUT (OHI-S)
1.      Pengertian Kebersihan Mulut
Kebersihan mulut merupakan suatu kondisi atau keadaan terbebasnya gigi geligi dari plak dan kalkulus, keduanya selalu terbentuk pada gigi dan meluas ke seluruh permukaan gigi.  Hal ini disebabkan karena rongga mulut bersifat basah, lembab dan gelap, dengan kata lain lingkungan yang menyebabkan kuman berkembang biak (Nio, 1989).
2.      Tujuan Memelihara Kebersihan Mulut
Tujuan memelihara kebersihan mulut adalah untuk mencegah penumpukan plak. Plak adalah suatu endapan lunak yang terdiri dari kumpulan bakteri yang berkembang biak diatas suatu matriks, yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya (Nio, 1989).  Plak akan merusak jaringan gigi dan jaringan periodontal, yang lama-kelamaan akan mengakibatkan adanya karang gigi, gingivitis, karies, periodontitis dan pocket (Djuita, 1989).
Karang gigi (calculus) adalah suatu endapan keras yang terletak pada permukaan gigi yang berwarna mulai dari kekuning-kuningan, kecoklat-coklatan, sampai kehitam-hitaman dan mempunyai permukaan kasar.  Karang gigi juga tempat yang baik untuk pertumbuhan plak dengan semua akibat dari plak tersebut. Karang gigi yang tidak dirawat akan mengakibatkan gingivitis, bau mulut, estetika jadi jelek, gigi goyang, periodontitis dan karies gigi (Nio, 1989).
3.      Cara Mengukur Kebersihan Mulut
Kebersihan  gigi dan mulut dapat diukur dengan mempergunakan indeks.  Indeks adalah angka yang menyatakan keadaan klinis yang didapat pada waktu diadakan pemeriksaan.  Angka yang menunjukan kebersihan gigi dan mulut seseorang ini adalah angka yang diperoleh berdasarkan penilaian yang objektif, dengan menggunakan suatu indeks, maka kita dapat membuat suatu evaluasi berdasarkan data-data yang diperoleh, sehingga kita dapat melihat kemajuan atau kemunduran kebersihan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat (Djuita, 1989).
Menurut Green dan Vermillion (1964, cit. Nio, 1987) untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut adalah dengan mempergunakan suatu indeks yang disebut Oral Higiene Index Simplified (OHI-S).  Nilai dari OHI-S ini merupakan nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan antara debris indeks dan kalkulus indeks.
4.      Gigi Index Penilaian OHI-S
Pemeriksaan debris dan kalkulus dilakukan pada gigi tertentu dan pada permukaan tertentu dari gigi tersebut, yaitu :
  1. Untuk rahang atas yang diperiksa :
1)      Gigi molar pertama kanan atas pada permukaan bukal.
2)      Gigi insisivus pertama kanan atas pada permukaan labial.
3)      Gigi molar pertama kiri atas pada permukaan bukal.
  1. Untuk rahang bawah yang diperiksa :
1)      Gigi molar pertama kiri bawah permukaan lingual.
2)      Gigi insisivus pertama kiri bawah pada permukaan labial.
3)      Gigi molar pertama kanan bawah pada permukaan lingual.
Bila ada kasus dimana salah satu gigi indeks tersebut tidak ada, maka penilaian dilakukan sebagai berikut :
a.       Bila molar pertama atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada molar kedua atas atau bawah.
b.      Bila molar pertama dan molar kedua atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada molar ketiga atas atau bawah.
c.       Bila molar pertama, kedua dan ketiga atas atau bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
d.      Bila insisivus pertama kanan atas tidak ada, penilaian dilakukan pada insisivus pertama kiri atas.
e.       Bila insisivus pertama kanan atau kiri atas tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
f.       Bila insisivus pertama kiri bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada insisivus pertama kanan bawah.
g.      Bila insisivus pertama kiri atau kanan bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
Bila ada kasus diantara keenam gigi indeks yang seharusnya diperiksa tidak ada, maka penilaian debris indeks dan kalkulus indeks masih dapat dihitung apabila ada dua gigi indeks yang dapat dinilai (Nio, 1990).
5.      Kriteria Penilaian OHI-SMenurut Depkes R.I., (1995), kriteria penilaian  kebersihan gigi 
dan mulut (OHI-S) seseorang dapat dilihat dari adanya debris dan kalkulus pada permukaan 
gigi. Untuk menentukan kriteria penilaian debris atau penilaian OHI-S, maka dipakai tabel  
debris score dan calculus score
Dalam pemeriksaan debris kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris
No
KRITERIA
NILAI
1.
Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau pewarnaan ekstrinsik.
0
2.
a.      Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan.
b.      Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.
1
3.
Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.
2


4.
Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi.
3

 
        Debris Index  = Jumlah penilaian debris
                                  Jumlah gigi yang diperiksa
Dalam pemeriksaan calculus kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2 
Kriteria Penilaian Pemeriksaan Kalkulus
No
KRITERIA
NILAI
1.
Tidak ada karang gigi
0
2.
Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi supragingival menutupi permukaan gigi kurang dari 1/3 permukaan gigi.
1
3.
a.       Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi  supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 1/3 permukaan gigi.
b.       Sekitar bagian cervikal gigi terdapat sedikit subgingival.
2
4.
a.      Pada permukaan gigi yang terlihat adanya karang gigi supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 2/3 nya atau seluruh permukaan gigi.
b.      Pada permukaan gigi ada karang gigi subgingival yang menutupi dan melingkari seluruh cervikal (A. Continous Band of Subgingival Calculus).
3

Calculus Index =
                                 Jumlah penilaian calculus
  Jumlah gigi yang diperiksa
Penilaian debris score dan calculus score adalah sebagai berikut :
a.      Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-0,6.
b.      Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 0,7-1,8.
c.       Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 1,9-3,0.
Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut :
a.      Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-1,2.
b.      Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-3,0.
c.       Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-6,0.
OHI-S atau Oral Hygiene Index Simplified merupakan hasil penjumlahan Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI). 
Rumus OHI-S =           Debris Index + Calculus Index
                                                           Atau
                                                 OHI-S = DI + CI